2009 dan Luki

2009. Sebuah tahun yang membawa banyak perubahan dalam hidup saya.
Di tahun itu, Tuhan sangat berbaik hati dalam kisah perjalanan cinta saya. Tuhan mempertemukan dan mendekatkan saya dengan teman satu angkatan, dia biasa dipanggil Luki.
Kisah kami semacam sinetron Indonesia masa kini. Berawal dari saling mengejek dan berakhir dalam sebuah hubungan yang entah apa namanya.

Ya, saya mencintai Luki. Bahkan sampai beberapa tahun setelah hubungan kami berakhir.
Untuk saat ini? Entahlah, saya sendiri tidak bisa mendefinisikan perasaan macam apa ini.
Yang jelas saya bisa galau berhari-hari usai bertemu barang satu jam. Bukan bertemu dalam arti yang sebenarnya, saya hanya menatap punggungnya dari belakang sepanjang perayaan Ekaristi. Itu saja.
Selain itu, saya biaa menangis sepanjang malam saat mengingat segala sesuatu yang pernah saya lalui bersamanya.
Saya juga tidak tahu sama sekali jika Luki's efect akan sebegitu dahsyatnya terjadi pada diri saya.
Saya tidak pernah sedikitpun mengharapkan hal seperti ini akan terjadi pada saya. Tetapi sungguh, semua hal yang terjadi tetang Luki mengalir begitu saja.
Tentangnya, saya bisa lepas kendali diluar kendali saya. Saya merasa kalau ini bukan saya. Entahlah bagaimana harus menjelaskan dengan kata-kata.
Saya tidak tau ini cinta atau saya hanya merasa tertidur dalam masa lalu yang tak pernah mungkin saya gapai?
Yang jelas, kamu adalah pria yang pernah sangat saya cintai.
Kamu adalah pria yang mampu memporakporandakan hati saya.
Kamu adalah satu-satunya pria yang mampu membuat saya menangis tidak karuan sepanjang malam.

Jujur saya ingin kamu pergi, kalau senyatanya kamu memang tidak akan bisa kembali.

Saya ingin mencintai pacar saya dengan ketenangan, dengan tanpa bayang-bayang kamu.

Komentar

Hits